gambar

Babang Protes Keras, Desak Kupal Didiskualifikasi dari Turnamen Bupati Cup

Admin Redaksi
0

Reportase – Pertandingan antara tim sepak bola Desa Babang dan Desa Kupal dalam ajang Turnamen Bupati Cup 2025 berakhir ricuh. Laga yang digelar di Lapangan GOR Tuokona, Kecamatan Bacan Selatan, Minggu (26/10) sore, berubah menjadi kerusuhan setelah terjadi bentrok antar suporter.

Kericuhan bermula dari aksi saling ejek di tribun utara yang kemudian berkembang menjadi perkelahian terbuka antarpendukung. Akibatnya, dua suporter Babang mengalami luka cukup serius dan harus dilarikan ke RSUD Labuha, sementara beberapa lainnya mengalami luka ringan akibat terkena pukulan benda tumpul.

Menurut Zulaibam Hi. Ali, koordinator suporter Babanga Muda, insiden terjadi secara tiba-tiba ketika sekelompok pendukung Kupal berusaha menyerang area suporter Babang.

“Awalnya hanya saling ejek, tapi tiba-tiba dari arah tribun utara mereka turun dan menyerang kami. Banyak yang terpukul, dua teman saya dibawa ke rumah sakit,” Ungkap Zulaibam, Senin 27/10.

Situasi kian tidak terkendali hingga pertandingan dihentikan oleh wasit. Setelah laga dibubarkan, ketegangan berlanjut di luar stadion. Rombongan suporter Babang yang hendak meninggalkan lokasi mengaku sempat dihadang sekelompok warga di wilayah Desa Kupal.

Satu unit mobil truk milik suporter Babang dilaporkan mengalami kerusakan cukup parah setelah dilempari batu oleh massa.

“Mobil kami dihadang dan dirusak. Beberapa kaca pecah dan bodi mobil penyok. Kami benar-benar takut keluar dari wilayah itu,” Tutur Zulaibam.

Akibat insiden tersebut, pihak suporter Babang mendesak panitia turnamen untuk mendiskualifikasi tim Desa Kupal. Mereka menilai tindakan kekerasan yang terjadi, baik di area stadion maupun di luar lokasi pertandingan, telah mencederai semangat sportivitas turnamen.

“Kami datang untuk mendukung tim, bukan untuk bertikai. Sebagai tuan rumah, seharusnya mereka menjaga keamanan dan menghormati tamu,” Tegasnya.

Zulaibam juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Desa Tembal, Mandaong, Tuokona, dan Gandasuli yang telah membantu mengamankan para suporter Babang serta memberikan makanan dan minuman setelah kejadian.

“Kami sangat berterima kasih atas solidaritas warga di Tembal, Mandaong, Tuokona, dan Gandasuli. Mereka menunjukkan kepedulian di tengah situasi yang tegang,” Ujarnya.

Selain itu, ia mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas pelaku pengeroyokan terhadap salah satu suporter Babang, Om Jun, yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

“Kami meminta pihak kepolisian segera menindak tegas para pelaku pengeroyokan terhadap abang kami, Om Jun. Jangan sampai kasus ini berlalu tanpa kejelasan,” Tambahnya.

Ia menilai, lemahnya pengawasan panitia serta minimnya pengamanan dari aparat menjadi salah satu penyebab utama kericuhan ini.

“Jika tidak ada tindakan tegas dan evaluasi menyeluruh, turnamen ini akan kehilangan maknanya. Sepak bola seharusnya menjadi ajang persahabatan, bukan ajang kekerasan,” Tutup Zulaibam.



Redaksi

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top