gambar

Pasokan Minyak Tanah Bersubsidi PT. Babang Raya ke Pangkalan di Jikotamo Melebihi Kuota Resmi

Admin Redaksi
0

REPORTASSE.com - Dugaan adanya praktik permainan dalam penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis minyak tanah bersubsidi oleh PT. Babang Raya mencuat ke permukaan. Dugaan tersebut menguat setelah ditemukan adanya ketidaksesuaian antara jumlah pasokan yang tercatat dalam dokumen resmi dengan realisasi di lapangan. Minggu, 26/05/2025.

Informasi yang diperoleh media ini menyebutkan, pasokan minyak tanah bersubsidi yang hendak dikirim menggunakan kapal KM. Cinta Harapan menuju pangkalan P. BB Riski Pratama di Desa Jikotamo, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, mengalami kelebihan volume dari angka yang seharusnya. 

Padahal, Berdasarkan Berita Acara Penyerahan BBM Nomor: 016/BR/LBH/X-2025, jumlah pasokan yang seharusnya diterima pangkalan tersebut adalah 3.000 liter. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa volume yang dimuat mencapai 11.000 liter, atau 8.000 liter lebih banyak dari data resmi.

Temuan ini memicu pertanyaan besar mengenai transparansi dan integritas proses distribusi BBM bersubsidi yang dikelola oleh PT. Babang Raya. Pasalnya, kelebihan pasokan tanpa dasar administrasi yang jelas membuka peluang terjadinya penyimpangan, termasuk potensi penjualan di luar mekanisme subsidi.

Tim investigasi media yang melakukan penelusuran langsung di Pelabuhan Kupal pada (25/10), lokasi pemuatan minyak tanah ke kapal KM. Cinta Harapan, menemukan sejumlah kejanggalan. Dalam pantauan tersebut, Koordinator Lapangan (Korlap) PT. Babang Raya, Ismed Ibrahim, hanya memperlihatkan satu surat izin pengiriman resmi yang tercatat untuk 3.000 liter. Namun, ketika dikonfirmasi, Ismed justru memberikan keterangan bahwa muatan yang akan dikirim sebanyak 5.000 liter, tanpa mampu menunjukkan dokumen tambahan yang menjelaskan perubahan volume tersebut.

Sikap Ismed yang terkesan menghindar dan tidak transparan semakin memperkuat dugaan bahwa terdapat praktik manipulatif dalam rantai distribusi BBM bersubsidi ini. Beberapa saksi mata di lokasi bahkan mengaku heran dengan jumlah drum minyak yang diangkut ke kapal karena dinilai tidak sesuai dengan kuota biasanya.“Biasanya kalau pengiriman untuk pangkalan di Jikotamo itu sekitar tiga ribuan liter saja, tapi kemarin kayaknya lebih banyak dari biasanya,” ungkap salah satu buruh pelabuhan yang enggan disebutkan namanya.

Kelebihan volume ini dinilai sangat mencurigakan, apalagi BBM bersubsidi merupakan komoditas yang diawasi ketat oleh pemerintah. Setiap liter memiliki perhitungan anggaran dan alokasi khusus berdasarkan data penerima dan kebutuhan masyarakat. Jika terjadi perbedaan antara dokumen resmi dan realisasi di lapangan, maka hal itu berpotensi merugikan negara serta menimbulkan ketimpangan distribusi di masyarakat.

Di waktu terpisah, pihak PT. Babang Raya saat di konfirmasi melalui Koordinator Lapangan (Korlap) PT. Babang Raya, Ismed Ibrahim, hanya dapat mempertunjukkan dokumen lain yang di duga hanya mengelabui wartawan untuk menutupi masalah tersebut. 

Kasus ini menambah panjang daftar persoalan dalam distribusi BBM bersubsidi di wilayah Halmahera Selatan, yang sebelumnya juga kerap diwarnai keluhan masyarakat mengenai keterlambatan pasokan dan dugaan adanya penyaluran tidak tepat sasaran. (Red). 

Posting Komentar

0 Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Ok, Go it!
To Top