
REPORTASE – Aroma busuk dugaan penyelewengan dana desa kembali mencuat di Halmahera Selatan. Kali ini terjadi di Desa Samo, Kecamatan Gane Barat Utara. Kepala Desa Samo, Laher Eko, diduga kuat menahan bahkan memotong hak-hak tenaga pendidik PAUD KB Adifa, serta menelantarkan anggaran vital senilai Rp10 juta untuk pengadaan fasilitas pendidikan anak usia dini, Senin 18/08/2025.
Fakta di lapangan menunjukkan, sejak Januari hingga Agustus 2025, honor kepala sekolah PAUD KB Adifa, Raina Hasim, S.Pd.I., hanya diterima Rp300 ribu per bulan. Padahal, dalam dokumen laporan pertanggungjawaban (LPJ) dana desa, honor itu dicatat sebesar Rp500 ribu per bulan dan dinyatakan sudah dibayarkan penuh.
“Di atas kertas saya dibayar Rp500 ribu, tapi yang saya terima hanya Rp300 ribu. Sakit rasanya, saya bekerja untuk anak-anak tanpa mengeluh, tapi hak saya dipotong,” ujar Raina dengan nada pilu.
Lebih mencengangkan lagi, dana Rp10 juta yang diperuntukkan untuk peralatan belajar dan bermain PAUD hingga kini tak pernah cair. Ruang kelas tetap sepi, anak-anak belajar tanpa meja kecil, tanpa alat peraga, dan tanpa mainan edukatif. Padahal dalam waktu dekat, lembaga ini akan menghadapi akreditasi yang sangat menentukan kelayakan PAUD tersebut.
“Ini bukan soal saya, tapi soal masa depan anak-anak. Kalau fasilitas tetap kosong, bagaimana mereka bisa belajar dengan baik?” Tambah Raina.
Isu dugaan penyelewengan ini sudah menjadi perbincangan hangat di masyarakat Desa Samo. Banyak pihak menilai tindakan ini bukan sekadar kelalaian, melainkan kejahatan terhadap hak pendidikan anak-anak.
“Kalau benar ada pemotongan honor dan dana Rp10 juta ditahan, itu jelas penyelewengan. Pemerintah harus segera ambil tindakan, jangan biarkan dana desa jadi bancakan,” Tegas warga desa Samo yang enggan namanya disebutkan.
Masyarakat kini mendesak agar Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan, Inspektorat Daerah, hingga aparat penegak hukum turun tangan. Audit menyeluruh terhadap pengelolaan dana desa di Samo harus segera dilakukan, sekaligus memastikan Kepala Desa Laher Eko bertanggung jawab atas dugaan penyelewengan tersebut.
Skandal ini menyisakan luka mendalam. Anak-anak yang seharusnya ceria belajar, justru jadi korban permainan kotor anggaran. Jika benar terbukti, maka Laher Eko bukan hanya merampas hak seorang guru, tetapi juga menggadaikan masa depan generasi Desa Samo.
Hingga berita ini dimuat upaya konfirmasi oleh awak media ini sedang dilakukan.
Redaksi