
Reportase – Warga Desa Bibinoi, Kecamatan Bacan Timur Tengah, Kabupaten Halmahera selatan, "Saida Nurdin" mempertanyakan komitmen pemerintah desa Bibinoi atas kerusakan pagar akibat pembangunan saluran air yang dinilai tidak proporsional, Minggu 9/11.
Kasus paling nyata dirasakan Ibu Saida. Pembangunan selokan dilakukan terlalu dekat dengan pagar rumah miliknya. Padahal, sejak awal sebelum pengerjaan selesai, Ibu Saida sudah menyampaikan keberatan dan meminta agar konstruksi saluran air tidak terlalu menempel pada pondasi pagar. Namun peringatan tersebut diabaikan.
Akibatnya, ketika hujan turun deras, kapasitas selokan tidak mampu menampung debit air. Erosi terjadi dan pondasi pagar terkikis, hingga pagar beton milik Ibu Saida roboh.
Ironisnya, ketika kerusakan terjadi, pemerintah desa hanya menjawab singkat: akan diperbaiki setelah proyek selesai. Namun kini sudah dua bulan sejak proyek rampung, janji tersebut tidak kunjung ditunaikan. Tidak ada timeline, tidak ada tindak lanjut nyata, tidak ada perbaikan sampai hari ini.
Warga Bibinoi menekankan bahwa pembangunan fisik tidak boleh hanya mengejar penyelesaian volume pekerjaan, tetapi harus menjamin keamanan teknis dan tidak merugikan aset warga.
Pemerintah desa harus hadir bukan hanya untuk membangun, tapi juga untuk menyelesaikan dampak dari pembangunan.
Karena dalam setiap pekerjaan pembangunan, yang diuji bukan hanya beton dan semen - tapi integritas.
Redaksi

.png)
.png)