.png)
REPORTASE – Fitnah bisa lebih tajam daripada pedang. Itulah yang kini menimpa Iswan Muhammad, warga Desa Bibinoi, Kecamatan Bacan Timur Tengah. Tanpa bukti dan dasar hukum, ia dituding oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Ramli Rais sebagai dalang perusakan umbul-umbul pelangi oranye yang terpasang di sepanjang jalan desa, Minggu (17/08/2025).Umbul-umbul itu bukan sembarang hiasan kemerdekaan. Di dalamnya tercetak foto Kepala Desa Bibinoi, Munir Kasuba. Beberapa umbul-umbul ditemukan dalam keadaan sobek dan rusak, lalu dijadikan bahan perdebatan panas di grup WhatsApp keluarga Tofora Moi. Namun ironisnya, tanpa bukti apa pun, Sekdes Ramli langsung menunjuk Iswan sebagai pelaku perusakan.
Fitnah itu tidak hanya berhenti di dunia maya. Sekdes bersama beberapa perangkat desa bahkan mendatangi rumah Iswan dan melontarkan tuduhan secara terbuka di hadapan keluarga serta warga sekitar.
“Ngana yang kase rusak to, ngana pengaruh ade-ade kase rusak to? Ngana ni deng sekolah kong bodoh!” bentak Ramli di depan khalayak ramai.
Ucapan itu menjadi tamparan pahit bagi Iswan. Bukan hanya dicemarkan, tetapi keluarganya ikut dipermalukan. Tak tinggal diam, Iswan dengan tegas menyatakan akan membawa perkara ini ke ranah hukum.
“Saya tidak terima difitnah seperti ini. Nama baik saya dan keluarga sudah hancur. Saya akan menempuh jalur hukum dan melaporkan ke Polres Halmahera Selatan,” ujarnya.
Kasus ini pun menuai perhatian publik. Warga menilai tindakan Sekdes sangat memalukan karena melanggar etika pemerintahan dan berpotensi memecah belah masyarakat. Tuduhan tanpa dasar jelas mencederai demokrasi dan merusak marwah pemerintah desa itu sendiri.
Jika aparat desa, yang seharusnya jadi teladan, justru menebar fitnah dan provokasi, maka di mana letak kewibawaan pemerintah desa Bibinoi? Pertanyaan itu kini menggantung—dan hanya bisa dijawab dengan keberanian aparat penegak hukum menindak pejabat yang kehilangan akhlak,(red).
.png)
